Falling Flowers

Blogger Widgets

2013-05-19

The Japanese Tea Ceremony : Cha no Yu


Sekarang mari kita bahas tentang apa itu cha no yu?

Cha no yu atau upacara minum teh adalah ritual tradisional yang ada di Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Biasanya disediakan ruangan khusus untuk sang tamu oleh tuan rumah untuk berbincang-bincang sambil minum teh, ruangan tersebut adalah chashitsu. Sang tuan rumah, sebelumnya membersihkan ruangan tersebut, menggantung tulisan hias, menyiapkan perapian guna merebus air untuk membuat teh, serta telah disiapkan pula kue kering kecil. Semua itu dilakukan dengan harapan agar pertemuan tersebut menjadi menyenangkan.  

Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.




Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō. Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.

Sejarah Singkat                                                                         
Teh pertama kali diperkenalkan ke Jepang dari Cina pada abad ke-6. Sampai tahun 1911 teh dibawa kembali ke Jepang oleh pendeta Eisai dari Cina yang menyebarkan ajaran zen (1141-1215). Pendeta Eisai yang merupakan pendiri sekte rinzai bagian dari budha zen di Jepang memperkenalkan bubuk teh dan biji teh yang dibawanya dari Cina. Biji teh tersebut ditanam oleh temannya pendeta Myoe di kuil Kozanji bukit utara, Kyoto. Kemudian lahirnya teh master yaitu Sen Rikyu (1522-1591), yang menciptakan wabicha atau aliran dalam upacara minum teh yang sederhana. Aliran tersebut dikembangkan di Jepang maupun di luar Jepang.
Ada 4 prinsip dalam Cha no yu, yaitu Wa, Kei , Sei, Jaku (Keharmonisasian, Kehormatan,Kesucian, dan Ketenangan ) adalah dasar prinsip yang harus dipegang oleh seorang yang mempraktekan cha no yu dalam pembelajaran tentang teh dan dalam kehidupan sehari-harinya.



                         chashitsu

sumber:

web: http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_minum_teh_%28Jepang%29

buku: The Japanese Tea Ceremony: Cha-No-Yu by A. L. Sadler (2008)
         The One Taste of Truth: Zen and The Art of Drinking Tea by William Scott Wilson (2012)

No comments:

Post a Comment